Senin, 02 November 2015

Backpacker Ke Kota kembang Bandung part 2

       Waktu sudah menunjukan pukul 5 pagi, sinar mentari belum tampak akan menunjukan sinarnya, dan adzan Subuh pun baru saja berkumandang dengan indahnya. Sebagai traveler syari'ah yang agak  taat beragama Kami pun memutuskan untuk mencari mushola agar bisa menjalankan kewajiban Kami sebagai umat yang beragama. (agak gak enak juga sih udah di usir satpam gak pergi-pergi).      -___-

        Setelah kesana-kesini mengitari daerah pasar akhirnya Kami menemukan mushola, tanpa pikir panjang Kami semua langsung mengambil air wudhu dan langsung masuk kedalam mushola agar bisa sholat berjamaah dengan jamaah lain. Usai melangsungkan sholat Subuh, ada seorang pria mendekati Kami menanyakan asal dan tujuan Kami, awalnya sih agak takut dikira Kami gembel dari negeri asing yang tak memiliki tujuan pergi ke Kota sebesar Bandung. Namun tidak rupanya, pria ini justru dengan baik menyarankan pada Kami agar pergi tamasya ke Ciwidey dan bukan sampai situ saja Pria ini juga membantu mencarikan kendaraan yang bisa Kami gunakan untuk mencapai Ciwidey. Setelah bernegosiasi dan menemukan angkot yang mau Kami carter untuk mengantarkan rombongan Kami yang tak jelas tujuannya menuju Ciwidey.



(TIPS : Ada banyak pilihan untuk pergi ke ciwidey, kalo pengen murah kita bisa cari elf dari terminal leuwi panjang, trus tar kita dianter ke Ciwidey. tapi kalo rombonganmu ada 7-10 orangan Adit saranin sewa mobil atau carter angkot aja lebih efisien waktu dan disana kita bisa minta dianterin kesemua tempat yang Kita mau. Keluar dari stasiun pasang muka bego aja nanti banyak kok pasti yang tawarin carteran, but dont forget pinter-pinter nego ya).

Saat sang sopir menanyakan Kami kemana tujuannya, Kami serentak menjawab "Mandi!".


Otewe Ciwidey.

Jalan menuju Ciwidey.


          Sepanjang perjalanan tidak terlalu banyak cerita, hanya supir tembak dan pemilik angkot yang tiada hentinya terus mengoceh yang tak Kami semua pahami apa yang Mereka katakan, tapi kata temanku yang bisa berbahasa Sunda Mereka sebenarnya sedang menjelaskan apa saja yang dapat Kami lakukan di Ciwidey dan memberi beberapa rekomendasi tempat yang menurut  Mereka sangat epic dan rugi kalau tidak di kunjungi, namun Kami sepakat hanya akan pergi mencari pemandian air hangat dan pergi ke kawah putih tempat yang wajib dikunjungi wisatawan kalau pergi ke Ciwidey. Rasa lelah rupanya belum sirna, dan tanpa disadari Adit tergeletak begitu saja dipojokan Angkot.


*maaf muka tidak bisa dikondisikan jadi di blur*

       Tanpa terasa sudah 2 jam Adit tidur, udara dingin khas pegunungan sudah mulai bisa melewati celah-celah kaca angkot dan kini dingin itu sudah mulai terasa menusuk kulit Adit, ini tandanya udah sampe Ciwidey kah? ternyata belum kata salah satu teman Adit, ini masih tiga perempat perjalanan kecewa lah Adit saat itu juga, hufet!!!
Langsung skip aja, 30 menit kemudian Adit sudah berada di pintu masuk Ciwidey, ini ditandai dengan plang...

Yippi sampai juga!

        Kanan Kiri jalan penuh ditumbuhi pohon-pohon tinggi dan besar khas hutan blantara, namun dibeberapa jalan juga nampak warung-warung pinggir jalan dan juga tempat pemandian air panas. Supir angkot pun menanyakan pada Kami pemandian air panas mana yang ingin Kami kunjungi, dan Kami semua pun serentak menjawab "YANG MURAH". Tanpa pikir panjang langsunglah supir angkot mengantar Kami menuju tempat pemandian yang murah.

         Gak pake lama dek supir tembak angkot yang kayaknya masih umur belasan tahun ini dan super gokil ini sudah membawa Kami rombongan ke salah satu pemandian air hangat di Ciwidey. Pemandiannya emang gak bagus-bagus amat sih, cuma ada 3 kolam yang yang dalamnya 1 meteran 1,5 meteran sama yang gak ada meterannya satunya... juga gak ada airnya. Dipinggiran kolan ada gubuk-gubuk cinta yang dibuat mengitari kolam pemandian, buat yang males njebur diliatin banyak orang juga pengen jaga privasi ada tempat pemandian+pijat yang terletak juga disisi kolam, untuk yang satu ini ada biaya tambahan. Tanpa pikir panjang dan berhubung rombongan Kami banyak diikuti kaum pria langsunglah Kami lepas jaket,baju,celana panjang,dan sepatu Kami masing-masing dan... but wait ternyata supir angkot juga pemiliknya ternyata sudah terlebih dahulu menjeburkan diri ke pemandian. Kampret kataku dalam hati, mereka masuk gabayar tapi ikut hepi-hepi juga -___-, tapi sudah lah lupakan! rasa gatal yang melekat di tubuh ini karena tidur di sekitaran pasar membuat pikiran Kami hanya terfokus pada satu tujuan! Mandi!


Tampang gembel pasar KirCon.

Itu yang dibelakang pak juga dek driver angkot Kami.

Kami.. Setelah mandi.

(TIPS : Dateng ke pemandian pas weekday, sepi banget cuma ada rombongan Kami pagi itu. Juga saran buat laki berendam di Air panas baiknya hanya 15 menit, lebih dari itu katanya sih bisa menurunkan kualitas sperma, tapi kalo yang pasti dan Kami rasain sih Tititmu bakal terasa kebakar kalo kelamaan didalam Air panas, kalo gak percaya cobain aja deh).

Setelah puas dan kesakitan anu Kami gara-gara nekat berendam didekat sumber air panas, Kami memutuskan untuk melambaikan tangan dan membilas tubuh Kami, Adit saranin jangan langsung membilas badan dikamar mandi, sesuaikan terlebih dahulu suhu tubuhmu dengan suhu diluar kolam, kenapa? karena air yang nanti Kamu bakal pakai buat bilas itu dinginnya minta ampun, bisa pusing juga kalo suhu tubuhmu masih panas langsung disiram pake air dingin, bisa kacau tar plan tamasyanya.

        Usai membilas badan dan berganti pakaian, dengan langkah seribu Kami langsung buru-buru meninggalkan pemandian, kenapa buru-buru dit? tadi ada orang minta uang sewa gubug yang Kami tempati, dan berhubung orang yang tadi minta uang sewa tidak tampak batang hidungnya ya.. buru-buru Kami pergi sebelum orang itu kembali, dengan cepat Kami langsung masuk angkot dan meminta pak supir cepat mengemudi meninggalkan tempat pemandian.
Beruntung lah Kami, uang Kami tidak terbuang percuma untuk bayar gubug yang hanya kita tempati kurang dari 1 jam. Next destination, Kawah putih. Lokasi pemandian air panas tadi menuju Kawah putih tidak terlalu jauh, hanya 30 menit, 30 menit itu estimasi dari pemandian > loket pembayaran > kawah putih, 30 menit itu juga terasa  makin singkat lagi karena supir tembak Kami mengemudi dengan senang hati, tidak terhitung berapa banyak guncangan karena ban masuk lubang dan berapa banyak kejadian nyaris kecelakaan karena nyaris bertabrakan dengan kendaraan lain. Sepanjang perjalanan tiada hentinya Kami berdoa agar diberi keselamatan, sampai pada akhirnya...

Alhamdulillah sampai.

      
        Kata salah satu orang yang tampaknya seorang guide sedang menjelaskan kepada beberapa Bule, dulu sebelum kawah putih jadi tempat ini adalah sebuah gunung, gunung Patuha namanya, dan pada tahun berapa lupa gunung ini meledak, dan terbentuk lah kawah yang dinamakan kawah putih, tapi jaman dulu katanya gaada warga yang berani mendekati area ini dikarenakan kata orang jaman dulu tempat ini angker, soalnya banyak burung yang lewat daerah itu mati. tapi pas Tahun 1837 Dr. Franz W.J jalan-jalan ke Bandung selatan dan akhirnya menemukan daerah kawah putih ini. Gitu histori singkat yang bisa Adit dengerin, kalo ada salah mohon maaf, namanya juga nguping~ hehe..


Saking kelamaan jomblo pohonnya mati :(.


Kawah putih tampak sepi waktu Kami kesana.


Saran buat bro-bro sist-sist semuanya, di kawasan ini juga jangan kelamaan, soalnya anu alat pernafasan Kamu-kamu bisa sakit kalo kelamaan disini, asap blerang yang tiada hentinya jalan-jalan dikisaran kawah juga didukung angin dingin yang menusuk kulit bisa bikin kepala pusing. Cukup lah 30-1 jam aja paling lama disini, selama itu udah banyak foto yang banyak kalian ambil kok.

Narsis sebelum balik.

Waktu sudah menunjukan pukul 12 siang, udah waktunya balik ke Bandung cari penginapan sama beli tiket buat balik coy, sebelum balik ke Bandung Kami semua memutuskan untuk mengisi perut karena Kami sadar belum makan dari semalam. Disekitaran  pintu masuk kawah putih banyak warung-warung sih tapi tau sendiri lah harga makanan di daerah wisata mahal pisan euy jadi Kami lebih memilih untuk makan didaerah luar, tepatnya kisaran terminal Ciwidey, banyak warung disana tapi sebelum makan jangan lupa liat harga, soalnya banyak warung yang gak mencantumkan harga didaftar menunya.

Jalan menuju dan balik kawah putih, kanan kiri pohon bro.


       Perjalanan pulang tidak ada bedanya dengan perjalanan berangkat, cuma sepanjang perjalanan berangkat Adit tidur jadi gak kerasa supir angkotnya nyetir ugal-ugalan. dan sepanjang perjalanan balik mata Adit sulit untuk ditutup ya jadi dengan sangat terpaksa Adit harus menikmati gaya menyetir supir tembak yang sangat gokil ini. banyak kejadian sepanjang perjalan balik tapi yang cukup mengenang waktu supir tembak ini pamer kemampuan mengemudinya, kalo Adit ceritaiin disini mungkin terasa garing buat kalian, mending kalian cobain sendiri. Selain gila mereka juga gokil setiap kata yang keluar dari mulutnya dapat membuat Kami semua tertawa terbahak-bahak, terutama saat supir tembak yang masih belasan tahun itu pamer kalo Dia sewaktu di kawah putih tadi pamer foto bareng cewe cantik, agak sedih juga sih liatnya udah 2 tahun aku menyendiri eh ini anak yang baru mau abege udah bisa sepik-sepik cewe cantik.

Angkot masuk tol coy!

         Singkat cerita, setelah beli tiket Kami sempat dapat trobel sama orang sekitaran st.KirCon, gara-gara apa? intinya sih soal lahan pencarian dan rebutan costumer, asik Adit akhirnya jadi rebutan~ akhirnya driver angkot Kami memutuskan untuk melempar kami ke driver lain biar aman juga karena penginapan yang bakal Adit tuju terletak di tengah kota jadi harus pake mobil biar safty katanya. Tiba saatnya Kami berpisah dengan supir angkot gila dan gokil seperti mereka, dan sangat disayangkan Kami tidak sempat berfoto dengan mereka. syedih juga. hiks.

Setelah perjalanan yang cukup singkat Kami sudah berada di Penginapan yang Kami tuju, Venice guest house namanya, tempatnya bagus, bersih wc'nya, wangi kamarnya, ada water heater di setiap wc'nya sama tv ditiap kamar, free breakfast tiap pagi pula. boleh lah jadi recomend harga juga lumayan. Cuma yang disayangkan partner bobo Adit bandot -__-, tapi sudah lah gak sia-sia perjalanan balik tadi buang kuota banyak dapet penginapan begini bagus. tanpa pikir panjang Kami langsung Check-in.

Lokasi tepat disebelah rumah dinas Gubernur Jabar.

Receptionis.Free Breakfast every morning.

Sayang, bukan Kamu yang berantakin kamarku *eh.

Setelah mandi, Adit diajakin sama 2 temen Adit jalan-jalan muterin sekitaran tempat menginap buat jajan Batagor yang khas Bandung, waktu itu Adit beli Batagor campur somay dideket st.Bandung, murah euy harganya porsinya banyak pula beda banget sama Batagor yang di Purwokerto jumlah porsi juga variannya, sayang banget Adit gak bawa kamera jadi gak sempet foto batagor yang enak ini. Setelah puas makan Batagor Adit di kontak suruh balik ke penginapan soalnya temen-temen lain mau pada jjm'an sekalian cari diner. Ternyata temen-temen Adit udah pada siap di depan guest house, tanpa pikir panjang langsung lah Kami pergi, salah satu temen Adit request pengen makan di Mc.D soalnya seumur hidupnya belum pernah makan di Mc.D, pas denger agak prihatin juga sih tapi dimaklumi lah diPurwokerto gaada yang namanya Mc.D adanya KFC doang. Perjalanan Kami arahkan menuju Paskal Hyper Square soalnya di G-Maps katanya disana ada Mc.D lokasinya deket pula cuma jalan 1,3km~

Sampai juga bung.

Setelah perjalanan yang cukup melelahkan ternyata zonk! tidak ada Mc.D disini, yang ada hanya tempat-tempat yang tampaknya cukup elite berjajaran ditempat ini, sia-sia lah perjalanan Kami, namun rupanya satu teman Kami ini tetap ngotot pengen Mc.D yasudahlah akhirnya dengan sangat terpaksa Kami mencari tempat terdekat yang dapat Kami temukan, semoga Google tak membohongi Kami lagi agar tenaga Kami tidak terbuang percuma lagi. Perjalanan Kami lanjutkan menuju Istana Plaza, perjalanan dari PHS menuju Istana Plaza 1,5km~ 

(TIPS : Baiknya ketika Kamu ingin jalan-jalan malam mengitari Bandung kota dengan cara jalan kaki, selain lebih murah, banyak juga jalan one-way di Bandung, ribet juga kalau bawa kendaraan di Bandung. dan rugi juga karena banyak streetfood Bandung yang berjualan ditempat yang jarang ada tempat parkirnya.)

Akhirnya setelah perjalanan yang menguras tenaga Kami menemukannya. Mc.D. Dan akhirnya mimpi salah satu teman Kami terpenuhi, jadi Dia dapat kembali dengan tenang nantinya. Tanpa pikir panjang langsunglah Kami memesan sega kami jangan beningan karo teh anget'e loro.

Madang mbengi bareng rencang-rencang'e kulo.

Setelah puas makan, Kami semua memutuskan untuk mengakhiri petualangan hari ini, cukup berkesan lah petualangan hari pertama Kami di Bandung, kotanya aseek.
Tunggu cerita Part 3 ya gaes.

oh ya rincian biaya :
Carter Angkot         : Rp 700.000 (dibagi 9 anak jadi 80ribu/anak).
Pemandian              : Rp 10.000/anak.
Kawah Putih           : Rp 270.000/mobil (hasil nego, jadi 30ribu/anak, itungannya murah loh).
Makan                     :Rp 35.000.
Carter mobil           : Rp 10.000/anak.
Penginapan             : Rp 200.000 (sekamar 2 anak, jadi 100ribu/anak).
Batagor&minum     : Rp 8.000. 
McDonald             : Rp 35.000.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar