Rabu, 27 Januari 2010

Lucu Ya..

v Lucu ya, uang Rp. 20,000an kelihatan begitu besar bila dibawa ke kotak amal Masjid atau Musholla, tapi begitu kecil bila kita bawa ke Supermarket.

v Lucu ya, 45 menit terasa terlalu lama untuk berdzikir, tapi betapa singkatnya waktu itu untuk pertandingan sepakbola.

v Lucu ya, betapa lamanya 2 jam berada di Masjid, tapi betapa cepatnya 2 jam berlalu saat menikmati pemutaran film bioskop.

v Lucu ya, susah merangkai kata untuk dipanjatkan saat berdoa atau sholat, tetapi betapa mudahnya mencari bahan obrolan bila ketemu teman.

v Lucu ya, betapa serunya perpanjangan waktu dipertandingan bola favorit kita, tapi betapa bosannya bila imam sholat Tarawih bulan Ramadhan kelamaan bacaannya.

v Lucu ya, orang-orang berebut paling depan untuk nonton bola atau konser, dan berebut saf paling belakang bila Jum’atan agar bisa cepat keluar.

v Lucu ya, kita perlu undangan pengajian 3 ~ 4 minggu sebelumnya agar bisa disiapkan diagenda kita, tapi untuk acara lain jadwal kita gampang diubah seketika.

v Lucu ya, susahnya orang mengajak partisipasi untuk dakwah, tapi mudahnya orang berpartisipasi menyebar gossip.

v Lucu ya, kita begitu percaya pada yang dikatakan Koran atau TV, tapi kita sering mempertanyakan apa yang dikatakan Al-Qur’an.

v Lucu ya, semua orang penginnya masuk Surga tanpa harus beriman, berpikir, berbicara, ataupun melakukan apa-apa.

v Lucu ya, kita bisa ngirim ribuan jokes lewat E-mail, tapi bila ngirim yang berkaitan dengan ibadah sering mesti berpikir dua kali.

Selasa, 26 Januari 2010

Mengapa Wanita Mudah Menangis

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya pada ibunya. “ibu, mengapa ibu menangis?”. Ibunya menjawab, “Sebab aku wanita”.

“Aku tak mengerti” kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. “Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti”. Kemudian anak itu bertanya pada ayahnya. “Ayah,mengapa ibu menangis,Ibu menangis tanpa sebab yang jelas”. Sang ayah menjawab, “Semua wanita memang sering menangis tanpa alas an”. Hanya itu jawaban yang bias di berikan ayahnya.

 

Sampai kemudian si anak itu tumbuh menjadi remaja, ia tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis. Hingga pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, "Ya Allah,

mengapa wanita mudah sekali menangis?"

 

Dalam mimpinya ia merasa seolah Tuhan menjawab, "Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya

menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan

isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang

sedang tertidur. Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan dan mengeluarkan bayi dari

rahimnya, walau kerap berulangkali ia menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua

orang sudah putus asa. Kepada wanita, Kuberikan kesabaran untuk merawat keluarganya walau

letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

 

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam

kondisi dan situasi apapun. Walau acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya.

Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang mengantuk menahan

lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sulit dan menjadi

pelindung baginya. Sebab bukannya tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar

tak terkoyak. Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan

pengertian dan menyadarkan bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya.

 

Walau seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada

suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi.

Dan akhirnya Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus

Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan.

Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya air mata ini adalah air mata

kehidupan".